Setelah teridentifikasi, Pemkot Yogyakarta akhirnya menutup sementara tiga warung pecel lele yang berada di Jalan Perwakilan, Kawasan Malioboro. Penutupan ini sebagai bentuk dari hukuman mereka terindikasi 'nuthuk' pecel lele seharga Rp 37 ribu. Saat disinggung soal sanksi terhadap penjual warung tersebut, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwa menyatakan jika akan memanggil para penjual warung pecel lele tersebut pada Senin (31/5). Penjual pecel lele akan dimintai keterangan lebih lanjut.
Heroe pun telah bertemu dengan paguyuban dan komunitas Malioboro, dan pernyataan akan ada gugatan terhadap pengunggah video tersebut tidak benar. Heroe meminta agar para anggota paguyuban dan komunitas Malioboro serta warga masyarakat Kota Yogyakarta tidak mempersalahkan kasus video pecel lele tersebut. Untuk itu dia berpesan kepada seluruh pedagang makanan atau restoran agar bisa memberikan informasi lengkap pada menu makanannya. Agar pembeli tidak merasa terjebak.
Tanggapan: Rentetan kejadian soal pelayanan dan hal-hal negatif di dunia pariwisata Yogyakarta baru-baru ini sebenarnya bukan persoalan baru. Insiden itu sebenarnya merupakan problem lama dan kembali muncul ke permukaan belakangan ini. Pemegang otoritas mesti mengambil strategi dan tidak menganggap sepele persoalan itu.
Saya menekankan beberapa persoalan yang diprotes wisatawan itu merupakan hal teknis yang kadang dianggap tidak terlalu penting oleh pengelola dan otoritas pariwisata. Padahal, hal-hal teknis semacam itu menurut saya merupakan bagian yang perlu diperhatikan sedetail mungkin agar tidak berbuntut negatif.
Selain itu, era sosial media menjadikan persoalan itu seperti besar hingga berujung viral. Mestinya, ada perbaikan strategi dan manajemen konflik yang terpadu serta holistik agar insiden seperti itu tidak lagi terjadi. Di sisi lain, pemangku kepentingan juga tidak bisa mengatasi persoalan dengan cara-cara lama. Sebab, perilaku konsumen dan tren pariwisata saat ini sudah sangat berubah. Sehingga perlu cara-cara baru dalam mengatasi persoalan wisatawan itu.
Pemerintah dan juga pengelola jangan beralasan bahwa pengawasan, sistem dan pengelolaan sudah dilakukan dengan optimal. Pembenaran yang terlalu berlebihan juga kurang baik. Maka itu, diperlukan kontra narasi yang sesuai serta relevan untuk membangkitkan kembali citra pariwisata yang sedikit banyak pasti terdampak akibat kejadian protes itu.
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5586859/3-warung-nuthuk-harga-di-kawasan-malioboro-ditutup
Jabal Al Tharik (026)
Komentar
Posting Komentar