Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik pelaksanaan awal Vaksinasi Gotong Royong, apalagi melihat antusiasme dari perusahaan-perusahaan yang ingin karyawannya segera divaksin. Menurutnya, hal ini akan mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan lebih cepat lagi. Harga untuk Vaksin Gotong Royong ditetapkan Rp 321.660, dengan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 berdasarkan KMK No. HK.01.07/Menkes/4643/2021. Sehingga, total biaya maksimal untuk dua kali vaksinasi (harga pembelian dan pelayanan vaksinasi) yaitu Rp 879.140 per orang.
Di sisi lain, mekanisme pendaftaran Vaksinasi Gotong Royong ada di bawah kontrol Kementerian Kesehatan serta dilaksanakan oleh Kadin dan Bio Farma. Bagi perusahaan yang sudah mendaftar maka akan terakselerasi jadwal vaksinasinya, sedangkan yang tidak mendaftar harus ikut penjadwalan dari program Pemerintah. Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah menargetkan jumlah penduduk yang sudah divaksinasi sebanyak 70 juta pada periode Agustus-September 2021 mendatang. Diharapkan pada saat bersamaan, kurva kasus aktif COVID-19 terus melandai dan sudah semakin banyak perusahaan yang melaksanakan vaksinasi para karyawannya.
Guna mencapai hal tersebut, Pemerintah mendorong percepatan pelaksanaan Vaksin Gotong Royong. Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sekitar 22.750 perusahaan telah mendaftar Vaksin Gotong Royong dengan peserta sebanyak 10 juta orang. Program Vaksinasi Gotong Royong dimulai pada 18 Mei 2021 dan dilakukan perdana bagi pekerja di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat, serta ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo. Tahap awal pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong meliputi Jabodetabek untuk sekitar 220 ribu orang dari berbagai sektor industri (antara lain manufaktur, petrokimia dan makanan-minuman), dan sekitar 420 ribu dosis vaksin sudah terdistribusi.
Tanggapan: Saya menilai justru akan terjadi ketimpangan besar pasca vaksin gotong royong diantaranya perusahaan-perusahaan besar dan UMKM. Menurut saya harga vaksin gotong royong tersebut masih tergolong mahal. Biaya Sinovac yang merupakan vaksin gratis Pemerintah saja Rp 245 ribu per dosis. Jadi, vaksin gotong royong masih menimbulkan dua celah ketimpangan.
Adapun ketimpangan pertama, yakni antara perusahaan yang memiliki kemampuan finansial dengan usaha kecil sehingga akibatnya pengusaha UMKM, jangankan mampu membeli vaksin untuk karyawan dan keluarga, bertahan saja dalam keadaan masih sangat sulit, terlebih untuk harga dua dosisnya nyaris Rp 1 juta. Saya juga mempertanyakan terkait bagaimana pengawasannya apabila dana vaksinasi gotong royong yang berangkat dari hasil potong gaji ataupun tunjangan karyawan.
Lalu, ketimpangan kedua terkait akses vaksin perusahaan yang saya nilai cenderung memprioritaskan ke pihak-pihak tertentu seperti manajemen, direksi dan golongan staff senior. Untuk pekerja level bawah belum tentu mendapat jatah dan ujung-ujungnya harus menunggu giliran vaksin gratis. Menurut saya, hal ini tak lantas membantu pemulihan ekonomi di Indonesia. Belum bisa jadi faktor satu-satunya. Justru pemulihan datang dari sisi kenaikan kinerja ekspor. Sebaiknya pengawasan vaksin gotong royong perlu diperketat sehingga diimplementasinya tidak memberatkan para pekerja.
https://news.detik.com/berita/d-5575060/airlangga-sebut-vaksinasi-gotong-royong-percepat-pemulihan-ekonomi
Jabal Al Tharik (026)
Komentar
Posting Komentar