Langsung ke konten utama

Self Doubt: Tentang Tidak Adanya Kepercayaan Diri

Fenomena munculnya keraguan yang berasal dari dalam diri sendiri dikenal dengan self doubt. Self-doubt atau meragukan kemampuan serta tidak merasa yakin pada diri sendiri ini bisa saja terjadi secara subsconcious atau dibawah alam sadar kita. Dalam kondisi tertentu, meragukan diri sendiri secara berlebihan bisa berdampak pada hilangnya rasa percaya diri, ketakutan yang berlebihan akan kegagalan, merasa diri tidak memiliki kapasitas yang cukup, kekhawatiran akan tidak mendapat penerimaan, atau berakhir dengan rasa putus asa terhadap hidup dan akhirnya “melarikan diri” dari tanggung jawab kita. Hal itu bisa saja terjadi, terlebih ketika kita sering melakukan self sabotage ketimbang menyelesaikan masalah self-doubt.

Self-Doubt Karena Adanya Inner Voice “Negatif” 

Setiap orang memiliki suara-suara dalam diri (inner voice) mereka. Beberapa diantaranya bersifat negatif. Suara-suara ini memiliki ragam bentuk, bisa juga kritik yang destruktif, kata-kata yang mengingatkan pada kegagalan pada masa lalu, atau berupa ingatan yang membawa kita pada kesalahan, kesedihan dan kekecewaan masa lalu. Hal inilah yang membuat kita merasa ketakutan yang berlebihan hingga berimbas pada keyakinan kita dalam memandang masa depan, mengambil langkah panjang untuk meraih sesuatu yang sebenarnya sangat kita inginkan. Semakin sering kritik-kritik dalam diri ini muncul, maka kita akan terus meragukan kemampuan diri, potensi yang bisa kita capai dan akhirnya kita terpuruk dalam telaga keragu-raguan tanpa berusaha mencoba terlebih dahulu.

Self-Doubt dan Perasaan “Tidak Cukup Baik”

Keragu-raguan yang kita rasakan mampu membawa kita pada lubang “I am not good enough.“ Kita selalu merasa bahwa diri tidak cukup pandai, tidak cukup baik, tidak cukup beruntung, dan lain sebagainya. Pikiran-pikiran seperti:

“apakah saya bisa melakukannya?”

“apakah kemampuan saya memadai untuk melakukan hal tersebut?”

“apakah saya tidak akan mengalami kegagalan lagi jika melakukan ini?”

Bisa saja membuat kita merasa tertekan dan semakin mempertanyakan kapasitas dan kemampuan diri. Akibatnya, kita bisa jadi mengalami penurunan fungsi kognitif. Kita menjadi tidak lagi bersemangat memperjuangkan rencana-rencana kerja, mimpi-mimpi kita. Kita sampai pada kesimpulan bahwa diri kita tidak cukup kompeten, tidak mampu dan tidak akan pernah cukup baik untuk mewujudkan suatu hal. Disinilah masalahnya, bukan karena kita tidak cukup baik, tapi karena pikiran kita terus memaksa kita untuk berpikir seperti itu. Kita terkungkung dalam pikiran negatif yang justru membentuk kita menjadi ‘tidak cukup baik’ tanpa berusaha menerima diri seutuhnya.

Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, bukan tidak mungkin self-doubt ini berujung pada seringnya kita merasa gelisah, depresi, kebiasaan menunda-nunda, kurangnya motivasi, ketidakstabilan emosi, tingkat kepercayaan diri yang rendah, atau kesulitan membuat keputusan.

Self-Doubt juga Bisa Memberi Dampak Positif

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya keraguan diri, self-doubt ternyata tidak selalu berdampak buruk bagi kita. Keraguan ternyata juga bisa membawa dampak positif bagi diri kita. Memiliki keraguan berarti kita sedang mengintrospeksi diri, kita mengenali kapasitas diri, apakah sesuatu dapat tercapai dengan kemampuan diri kita atau tidak. Adanya ragu-ragu tersebut bisa jadi pemacu diri untuk terus berusaha. Menempatkan keragu-raguan serta kepercayaan diri dalam batas yang tepat bisa membantu kita untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Terlebih, ketika merasa ragu-ragu kita bisa tahu kapan saatnya untuk meminta bantuan karena itu sudah diluar kemampuan kita.

Keragu-raguan tidak selamanya buruk, memiliki keraguan juga bisa berarti bahwa kita sedang dalam pencarian solusi dari sebuah masalah, bukan untuk lari dari masalah tersebut. Keraguan yang ada dalam diri tidak selalu harus membawa kita pada sebuah “lubang hitam” yang tidak berujung. Sudah saatnya self-doubt yang kita miliki ini kita terima dan biarkan ia hadir dalam diri kita sebagai pengingat bahwa kita adalah manusia biasa. Kemampuan dan kapasitas kita terbatas. Kita butuh bantuan orang lain. Perlu diingat bahwa tidak akan ada keyakinan apabila kita tidak pernah merasa ragu sebelumnya. Karena di dalam keyakinan terdapat keraguan yang telah kita terima seutuhnya.

Self-Doubt: Tentang Tidak Adanya Kepercayaan dan Keyakinan terhadap Kemampuan Diri Sendiri - Pijar Psikologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merebaknya Politik Dinasti di Nusantara

Dinasti politik cenderung melemahkan demokrasi. Sebab, pola dinasti politik ini boleh dibilang tidak meniti karir politik seperti politisi lainnya. Ketika politisi yang lain, memulai karir dari bawah, mereka langsung berada dalam jajaran elit politik. Politik dinasti, memang banyak ditentang. Sebab, konstitusi menjamin setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif. Larangan diskriminasi juga ditegaskan dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 ayat 3 yang menegaskan setiap orang berhak atas perlindungan HAM dan kebebasan dasar manusia tanpa diskriminasi. Dinasti politik memang bukan barang baru dalam kancah perpolitikan nasional. Praktik politik dinasti masih lumrah dilakukan. Politik dinasti diartikan sebagai kekuasaan politik yang dijalankan sekelompok orang yang masih dalam hubungan keluarga, baik karena garis keturunan, hubungan darah, atau karena ada ikatan perkawinan. Indones...

Susunan Baru Direksi dan Komisaris Telkom, Ada Abdee "Slank"

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran dewan direksi dan komisaris PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini diwujudkan melalui sebuah agenda di acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom, yang digelar pada Jumat (28/5/2021). Dalam RUPST tersebut, Erick mencopot Rhenald Kasali dari posisi Komisaris Utama, Marsudi Wahyu Kisworo dan Chandra Arie Setiawan dari Komisaris Independen. Selain itu, Erick Thohir juga mencopot Alex Denni dan Ahmad Fikri Assegaf dari posisi Komisaris Telkom. Sebagai gantinya, Erick Thohir mengangkat Abdi Negara Nurdin, atau yang biasa dikenal dengan Abdee "Slank", serta Bono Daru Adji menjadi Komisaris Independen. Posisi Komisaris Utama sendiri kini diambil alih oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi yang juga sekaligus Komisaris Bukalapak, yakni Bambang Brodjonegoro. Erick juga menunjuk mantan Dirjen Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata dan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjadi Komisaris Telkom...