Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat
penting yaitu sebagai bahasa nasional. Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan tanda-tanda,
seperti kata-kata dan gerakan. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan
perasaan, menyampaikan ide, memberi saran dan pendapat. Penggunaan bahasa
seseorang tergantung dari tingginya penguasaan bahasa yang dimilikinya. Tak
hanya itu, bahasa juga selalu berkembang mengikuti arus perkembangan suatu
zaman. Seperti pada masa pandemi virus corona yang sedang terjadi saat ini.
Adanya pandemi Covid-19 ini mempengaruhi manusia di seluruh dunia, dalam segala
aspek kehidupan.
Covid-19 merupakan penyakit jenis baru yang disebabkan
oleh virus dari golongan coronavirus yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering
disebut dengan virus corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Tiongkok
pada akhir Desember 2019. Setelah itu, Covid-19 menyebar sangat cepat
antarmanusia dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia hanya dalam
beberapa bulan saja. Pemerintah mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di
Indonesia pada 2 Maret 2020, meskipun ada spekulasi bahwa Covid-19 telah masuk
ke Indonesia beberapa waktu sebelumnya. Perkembangan kasus terkonfirmasi
positif Covid-19 di Indonesia juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan
setiap harinya
Salah satu dampak positif dari wabah virus Covid-19
dirasakan oleh bidang linguistik. Kehadiran wabah ini secara tidak langsung
telah memunculkan istilah-istilah dan kosakata baru di bidang bahasa Indonesia.
Istilah-istilah dan kosakata baru ini muncul karena penggambaran situasi yang
terjadi saat ini. Penggunaan kosakata dan istilah baru ini harus dipahami
secara cermat, jika tidak maka makna dari kosakata atau istilah tersebut
menjadi tidak tepat. Oleh sebab itu, penting bagi pengguna bahasa untuk
memahami kosakata yang sering dipergunakan untuk menggambarkan situasi atau
perkembangan dari pandemi ini. Virus Covid-19 masih menjadi perhatian besar
bagi masyarakat di Indonesia, maka dari itu beberapa kosakata baru juga sering
terdengar di khalayak umum.
Pada awalnya, kosakata baru yang digunakan dominan
dengan istilah-istilah asing. Penggunaan istilah baru seperti ‘social
distancing`, ‘lockdown`, dan ‘suspect` sering terdengar saat
awal-awal adanya wabah Covid-19. Hal ini bisa saja terjadi, karena pada saat
itu penggunaan istilah kesehatan yang digunakan sebagai himbauan kepada
masyarakat dan digiring oleh media. Maka dari itu kosakata baru dari
istilah-istilah kesehatan tersebut saat ini tidak asing terdengar bagi khalayak
umum.
Saat ini, penggunaan istilah-istilah asing sudah mulai
dikurangi. Hal ini dilakukan sebagai kepentingan nasional untuk mempermudah
masyarakat mengucapkan dan memahami arti kosakata baru tersebut. Jika tetap
menggunakan bahasa yang tidak komunikatif, ditakutkan penyebaran virus semakin
meluas karena masyarakat umum yang tidak memahami bahasa dan istilah asing
mengalami kebingungan saat mengumpulkan informasi. Penggunaan kosakata baru
atau istilah baru bahasa Indonesia di masa pandemi saat ini sering kali
digunakan. Terutama di media massa, baik media cetak mau pun elektronik untuk
memberitakan segala hal yang berhubungan dengan wabah ini.
Penggunaan istilah lockdown saat ini sudah
berubah menjadi karantina wilayah, new normal menjadi normal baru, begitu pula
dengan social distancing (jaga jarak), physical distancing
(pembatasan fisik), swab test (tes usab), rapid test (tes cepat),
dan lain sebagainya. Ragam bahasa dari bentukan istilah yang sama atau sinonim
yang sebelumnya jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari kini istilah
tersebut juga sering ditemukan. Misalnya, isolasi yang maknanya sama dengan
pengasingan, positif yang maknanya sama dengan terjangkit, protokol maknanya
aturan main, klaster yang maknanya kelompok.
Tidak hanya itu penggunaan akronim juga banyak
digunakan saat terjadinya pandemi Covid-19 ini. Penggunaan akronim ini untuk
mempermudah yang kosa katanya nanti mudah diingat oleh masyarakat umum.
Misalnya Covid-19 (Coronavirus disease 2019) disebutkan untuk
mempermudah masyarakat mengucapkan dan mengartikan dengan cepat. Webinar atau
seminar web digunakan sebagai alternatif untuk mengadakan seminar melalui situs
web. Dengan adanya kosakata baru bahasa Indonesia akhirnya memiliki istilah dengan
namanya sendiri, sehingga kosakata asing tidak lagi digunakan.
Kosakata baru tersebut sebagian besar menggunakan dan
pengaruh dari bahasa asing. Hal tersebut lumrah dalam bahasa indonesia karena
sifatnya yang terbuka. Sayangnya, meskipun istilah tersebut sudah memiliki
padanan bahasa Indonesia, sebagian orang masih menggunakan istilah atau
kosakata asing di ruang publik. Seperti kata yang sering dijumpai “kawasan
tertib social distancing”. Meskipun begitu, wabah Covid-19 ini memberikan imbas
yang positif bagi keilmuan bahasa Indonesia, karena memperkaya perbendaharaan
kata bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa
dengan adanya pandemi Covid-19 ini, kosakata dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bertambah dengan kosakata baru seputar pandemi. Akan tetapi, bahasa
yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Dalam kasus ini, seharusnya
pemerintah menjadikan momentum untuk mengangkat sebuah identitas wilayah
tersebut, dengan membudayakan bahasa lokal. Peran pemerintah, secara kongkret
harus membahasakan berbagai istilah dan singkatan secara lebih mengenal di
masyarakat, sehingga akan timbulnya kesadaran masyarakat untuk tetap waspada
terhadap virus Covid-19.
Jabal
Al Tharik (11200541000026)
Terima kasih kembali, Bu 🙏
BalasHapus