Langsung ke konten utama

Kesehatan Mental Remaja

Tekanan mental dikala pandemi virus Covid-19 hanya untuk orang dewasa saja? Kata siapa?. Virus Covid-19 memberikan dampak keseluruh aspek. Termasuk juga memberikan dampak terhadap kesehatan mental dikalangan remaja.

Kecemasan pada mahasiswa misalnya seperti bisakah mendapatkan nilai tugas yang baik, bisakah lulus ujian? Belum lagi kecemasan mempertahankan beasiswa selama pandemi, kesedihan jauh dengan teman, hingga jenuh yang parah bahkan stres karena di rumah aja. Berikut beberapa tips bagi remaja untuk  menjaga kesehatan mental selama pandemi.

Mengatur Informasi

    Selama pandemi banyak berita yang beredar. Tak jarang juga banyak sekali berita hoaks yang tersebar. Alih – alih mau memperbarui berita terkini setiap saat, kita malah termakan berita hoaks. Otak manusia itu ada batasannya dalam menerima informasi. Kita harus memilah mana yang harus kita telaah dan kita proses. Jangan cepat mengambil kesimpulan. Jangan biarkan otak kita berfikir panjang dan malah jadi larut dengan berita hoaks.

Tetap Tenang

    Pandemi ini memberikan tekanan tersendiri untuk setiap orang. Contohnya seperti mereka yang tinggal di zona merah, tentu saja warga di sana menjadi sangat tegang dan cemas mengenai keamanan dan kesehatan diri. Ada juga yang mulai cemas berlebihan karena anggota keluarga mulai bekerja kembali di keadaan normal baru. Atau panik saat mendengar berita tentang virus. Kita harus tetap tenang. Salah satunya dengan menarik nafas panjang. Jangan sampai mudah panik dan jadi tenggelam dengan perasaan negatif.

Makanan yang Bergizi dan Berolahraga

    Meskipun di rumah aja, tapi kita tetap membutuhkan energi untuk berfikir dan menyimak dengan baik pelajaran. Tentu saja kita harus makan – makanan sehat yang bergizi dan rajin berolahraga untuk membangkitkan energi kita. Dengan Sehingga kita bisa mengurangi rasa stres, takut, kecemasan terhadap belajar secara daring.

Dekat dengan Tuhan

    Selama d irumah aja memberikan banyak waktu kepada kita untuk fokus ibadah. Yang biasanya sibuk dengan sekolah dan kegiatan – kegiatan lainnya membuat kita kadang-kadang lupa dengan ibadah. Sekarang masa dirumah aja memberikan kita banyak kesempatan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Beribadah bisa membantu kita melawan segala perasaan negatif kita. Hati akan menjadi lebih tenang dengan ibadah.

Komunikasikan Kesulitanmu

    Ini adalah poin penting. Kita kaum remaja kadang-kadang gengsi atau bahkan takut untuk bercerita dengan orang tua atau orang yang kita percaya mengenai diri kita. Memang pada umumnya manusia akan sulit menceritakan kesulitan diri kita, karena takut dianggap lemah. Dengan mengkomunikasikan kesulitan diri kita menjadi jujur dengan diri sendiri. Jujur dengan diri sendiri sangat penting.

    Saat kita merasa tidak fokus belajar secara daring, kita bisa berkomunikasi dengan orang tua bahwa lingkungan rumah menggangu fokus kita. Atau berkomunikasi dengan guru bahwa sulit menyimak pelajaran dengan baik selama belajar daring. Dengan menceritakan apa yang kita rasakan meringankan pikiran kita. Perasaan negatif adalah hal yang wajar. Tubuh kita memiliki wadah untuk menampung perasaan negatif ini. Namun jika wadah ini penuh bisa menimbulkan hal – hal yang negatif. Dengan mengkomunikasikan kesulitan kita bisa membantu mengurangi perasaan negatif dalam wadah itu.

Tips ini diharapkan mampu membantu kita dalam menjaga kesehatan mental remaja di kala pandemi. Jangan sampai hal – hal negatif selama pandemi malah jadi merubah diri kita. Tentu kita harus selalu semangat dan selalu memiliki pikiran positif melewati pandemi ini. Dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis, serta mengikuti protokol kesehatan yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merebaknya Politik Dinasti di Nusantara

Dinasti politik cenderung melemahkan demokrasi. Sebab, pola dinasti politik ini boleh dibilang tidak meniti karir politik seperti politisi lainnya. Ketika politisi yang lain, memulai karir dari bawah, mereka langsung berada dalam jajaran elit politik. Politik dinasti, memang banyak ditentang. Sebab, konstitusi menjamin setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif. Larangan diskriminasi juga ditegaskan dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 ayat 3 yang menegaskan setiap orang berhak atas perlindungan HAM dan kebebasan dasar manusia tanpa diskriminasi. Dinasti politik memang bukan barang baru dalam kancah perpolitikan nasional. Praktik politik dinasti masih lumrah dilakukan. Politik dinasti diartikan sebagai kekuasaan politik yang dijalankan sekelompok orang yang masih dalam hubungan keluarga, baik karena garis keturunan, hubungan darah, atau karena ada ikatan perkawinan. Indones...

Susunan Baru Direksi dan Komisaris Telkom, Ada Abdee "Slank"

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran dewan direksi dan komisaris PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini diwujudkan melalui sebuah agenda di acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom, yang digelar pada Jumat (28/5/2021). Dalam RUPST tersebut, Erick mencopot Rhenald Kasali dari posisi Komisaris Utama, Marsudi Wahyu Kisworo dan Chandra Arie Setiawan dari Komisaris Independen. Selain itu, Erick Thohir juga mencopot Alex Denni dan Ahmad Fikri Assegaf dari posisi Komisaris Telkom. Sebagai gantinya, Erick Thohir mengangkat Abdi Negara Nurdin, atau yang biasa dikenal dengan Abdee "Slank", serta Bono Daru Adji menjadi Komisaris Independen. Posisi Komisaris Utama sendiri kini diambil alih oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi yang juga sekaligus Komisaris Bukalapak, yakni Bambang Brodjonegoro. Erick juga menunjuk mantan Dirjen Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata dan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjadi Komisaris Telkom...

Self Doubt: Tentang Tidak Adanya Kepercayaan Diri

Fenomena munculnya keraguan yang berasal dari dalam diri sendiri dikenal dengan self doubt. Self-doubt atau meragukan kemampuan serta tidak merasa yakin pada diri sendiri ini bisa saja terjadi secara subsconcious atau dibawah alam sadar kita. Dalam kondisi tertentu, meragukan diri sendiri secara berlebihan bisa berdampak pada hilangnya rasa percaya diri, ketakutan yang berlebihan akan kegagalan, merasa diri tidak memiliki kapasitas yang cukup, kekhawatiran akan tidak mendapat penerimaan, atau berakhir dengan rasa putus asa terhadap hidup dan akhirnya “melarikan diri” dari tanggung jawab kita. Hal itu bisa saja terjadi, terlebih ketika kita sering melakukan self sabotage ketimbang menyelesaikan masalah self-doubt. Self-Doubt Karena Adanya Inner Voice “Negatif”  Setiap orang memiliki suara-suara dalam diri (inner voice) mereka. Beberapa diantaranya bersifat negatif. Suara-suara ini memiliki ragam bentuk, bisa juga kritik yang destruktif, kata-kata yang mengingatkan pada kegagalan pad...