Wacana poros politik partai Islam menguat setelah PKS dan PPP melakukan pertemuan beberapa waktu lalu. Meski pilpres masih jauh, namun poros ini potensial terbentuk. Masih tersisa banyak waktu sebagai jalan panjang menuju pertandingan 2024. Tak ada yang mustahil dalam politik. Semua serba mungkin.
Sebagai poros politik baru tentunya PKS dan PPP sudah memenuhi syarat. Keduanya punya wakil di parlemen. Artinya, poros ini tak perlu menunggu yang lain bergabung. Selain masih abu-abu, dua partai Islam lain beda sikap. PAN tegas menolak karena khawatir makin membelah politik Tanah Air, semacam polarisasi yang makin ekstrem. Sementara PKB masih gamang menimbang soal kemungkinan bergabung atau tidak.
Layar sudah terkembang, pantang surut ke belakang. PKS dan PPP terlihat yakin koalisi poros politik Islam bakal terwujud. Keyakinan yang didasarkan pada fakta politik bahwa secara sosiologis mayoritas pemilih Indonesia beridentitas Islam. Karenanya, butuh gerakan konkret membumikan diskursus poros Islam. Satu-satunya cara PKS dan PPP mesti segera deklarasi disertai gagasan yang punya diferensiasi politik jelas sesuai tuntutan kekinian.
Bulan Ramadhan merupakan momentum pas mendeklarasikan terbentuknya blok baru partai Islam. Warna Islam bakal kentara melekat pada poros politik Islam. Waktunya sangat mendukung bertepatan dengan bulan suci Islam. Sebab, jika tak segera direalisasikan sangat mungkin poros ini keburu masuk angin, layu sebelum berkembang. Pada level ini, PKS dan PPP tentunya tak mau banjir cibiran karena wacana poros politik Islam hanya seumur jagung.
Semangat mewujudkan blok politik partai Islam layak diapresiasi. Setidaknya poros ini nantinya mampu menghadirkan wacana politik alternatif yang tak hanya berkutat pada poros politik mainstream yang itu-itu saja. Partai Islam mesti sering tampil di depan membajak momentum. Bergerak cepat merespons derasnya dinamika zaman yang makin kompetitif. Ada korespondensi historis yang bisa dijadikan legitimasi bahwa poros politik Islam pada 1999 pernah berjaya. Setidaknya berhasil mengantarkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai presiden yang awalnya lemah secara kalkulasi politik.
Tanggapan: Saya rasa wacana pembentukan koalisi poros partai Islam dari safari politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sulit terwujud. Menurut saya, partai politik dengan konstituen dan latar belakang yang sama cenderung bersaing dalam kontestasi politik. Hal ini dapat dibuktikan dengan misalnya PAN saat ini tidak mau bergabung dengan Koalisi yang dijajaki PPP dan PKS.
Menurut pendapat saya, yang dapat mempersatukan partai politik dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 adalah figur calon Presiden dan calon Kepala Daerah. Namun, figur yang populer ini tidak dapat ditentukan sejak jauh hari. Karena potensi calon itu akan diukur dekat-dekat dengan pilpres maupun pilkada.
https://news.detik.com/kolom/d-5548225/jalan-terjal-poros-politik-partai-islam
Jabal Al Tharik (026)
Komentar
Posting Komentar